Skip to content

Redaksi Bengkulu

  • Pemerintah
  • Terkini

Perkenalkan Batik Diwo Asal Kepahiang Tapi Sayang

Beranda DAERAH Hari Batik NasionalPerkenalkan, Batik Diwo Asal Kepahiang. Tapi Sayang …..
  • DAERAH
  • HEADLINE
  • KEPAHIANG
  • SOSIAL
  • SENI DAN BUDAYA

Hari Batik Nasional
Perkenalkan, Batik Diwo Asal Kepahiang. Tapi Sayang …..

Oktober 2, 2017

0
432

Facebook

Twitter

WhatsApp

LINE

    Batik Diwo asal Kabupaten Kepahiang. (Foto : Kumpulan desain Batik Diwo karya Mariaty Wijaya)

    RedAksiBengkulu.co.id, KEPAHIANG – Sebagaimana diketahui, peringatan Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober. Ini setelah batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Sehingga ditetapkanlah hari itu sebagai Hari Batik Nasional di Indonesia.

    Pada tanggal ini juga, seluruh lapisan masyarakat dari pejabat pemerintah dan pegawai BUMN hingga pelajar disarankan untuk mengenakan batik. Pemilihan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCO yaitu Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia (sumber : wikipedia).

    Batik sendiri dalam pengertian sederhananya adalah kain bergambar atau kain bermotif sesuai ciri khas suatu daerah. Batik juga melambangkan bahwa suatu daerah tersebut memiliki karakter budaya yang kuat. Lebih sederhananya lagi, Batik adalah Karakter Bangsa.

    Di Bengkulu, ada beberapa jenis batik. Diantaranya Batik Besurek dari Kota Bengkulu, Batik Ka Ga Nga dari Rejang Lebong, Batik Diwo dari Kepahiang dan Batik Beremis dari Suku Serawai (Bagian Selatan Bengkulu).

    Batik Diwo adalah batik yang memiliki motif inti aksara Rejang (Ka Ga Nga) yang dikombinasikan dengan motif lain. Diantaranya motif hasil bumi, perkebunan, pertanian atau program yang sedang diunggulkan pemerintah daerah. Mengingat motif tersebut dianggap menjadi sarana promosi daerah.

    Sayang, keberadaan Batik Diwo dari Kepahiang kini sulit ditemukan. Pemerintah daerah pun terkesan tidak mempersoalkannya. Padahal keberadaan batik di suatu daerah satu sisi mencerminkan bahwa masyarakat telah sadar budaya.

     

    Sejarah Batik Diwo

    Batik Diwo tercipta atas gagasan mantan Bupati Kepahiang Bando Amin C Kader pada 2005 silam. Sedang Pendesain pertama kali Batik Diwo adalah Mariaty Wijaya yang juga ketika itu selaku Pengurus Dekranasda Kabupaten Kepahiang.

    Kenapa dinamakan Batik Diwo ? Nama Diwo berasal dari kata Dewa. Namun secara pelafadzannya oleh masyarakat Rejang khususnya Kepahiang disebut Diwo. Nama Diwo dipakai karena baju-baju adat para raja Suku Rejang di zaman dulu dinamakan Baju Dewa atau Baju Diwo.

    “Sebelum ditetapkan nama Batik Diwo, kami bermusyawarah terlebih dulu dengan para tokoh adat dan tokoh masyarakat dari seluruh kecamatan yang ada di Kepahiang. Sehingga hasil dari musyawarah itu ditetapkanlah namanya Batik Diwo”, tutur Mariaty yang akrab disapa Ice ini.

    Batik Diwo diciptakan sebagai sarana pelestarian warisan budaya khususnya huruf Ka Ga Nga. Batik Diwo merupakan bentuk revolusi motif dari Batik Besurek agar bisa membuat putra-putri daerah Kepahiang khususnya lebih bebas berkreasi dan berinovasi. Sehingga Batik Diwo bukan saja dinikmati oleh kaum ‘raja’ melainkan bisa menembus seluruh lapisan masyarakat. Disamping itu, Batik Diwo diciptakan sebagai sarana pendukung pariwisata dan kemajuan perekonomian masyarakat Kepahiang.

    Pada Batik Ka Ga Nga, murni bermotif aksara Ka Ga Nga. Dan pendesain Batik Ka Ga Nga ini biasanya hampir seluruh menggunakan aksara Ka Ga Nga. Sedang Batik Diwo hanya memakai beberapa aksara Ka Ga Nga. Sebagai pembedanya, maka Batik Diwo menggunakan motif tambahan berupa gambar atau simbol hasil bumi atau sumber daya alam (SDA) yang ada di Kepahiang. Dengan menggunakan motif aksara Ka Ga Nga, secara tidak langsung Batik Diwo juga sebagai sarana penyampai pesan moral terhadap masyarakat Kepahiang khususnya.

    Meski ada motif kombinasi pada Batik Diwo, namun berdasarkan kesepakatan para tokoh adat dan tokoh masyarakat, ada potensi SDA yang dimiliki Kepahiang yang tidak boleh dijadikan sebagai motif di Batik Diwo. Yaitu, gambar atau rupa Beruk Putih atau Benuang Sakti.

    Kenapa? Konon sosok hewan tersebut dalam sejarah asal muasal Rejang Empat Petulai yang kini menjadi satu suku Rejang dianggap sebagai momok bagi masyarakat Rejang.

     

    Kenapa Batik Diwo Menggunakan Aksara Ka Ga Nga ?

    Sempat menjadi sebuah pertanyaan, kenapa Batik Diwo menggunakan aksara Rejang (Ka Ga Nga)? Bukankah (motif) aksara itu sudah lekat pada Batik Ka Ga Nga ? Namun menurut Mariaty selaku Pendesain Batik Diwo menuturkan, bahwa digunakan aksara Ka Ga Nga pada Batik Diwo supaya aksara Ka Ga Nga yang merupakan warisan budaya suku Rejang tetap lestari.

    “Karena Kepahiang masih bagian dari suku Rejang. Dan tidak ada salahnya melestarikan aksara Ka Ga Nga. Yang membedakan Batik Ka Ga Nga dan Batik Diwo dimotif kombinasinya”, sambung Ice.

    Dijelaskannya lagi, sebagaimana diketahui bahwa Bahasa Rejang memiliki 3 dialek. Yakni dialek Rejang Kepahiang yang pastinya biasa dipergunakan oleh masyarakat Kepahiang. Kemudian dialek Rejang Curup yang sering dilafadzkan oleh masyarakat Rejang Lebong, Bengkulu Tengah (Benteng) dan Bengkulu Utara. Dan dialek Rejang Lebong yang dilafadzkan oleh masyarakat Lebong dan masyarakat di perbatasan Lebong dan Bengkulu Utara.

    Dari ketiga dialek bahasa itu relatif banyak perbedaannya, namun masyarakat Rejang tetap bisa saling memahami perbedaan kosakata tersebut dalam praktek komunikasi setiap hari.

    Menariknya, meski perbedaan dialek bahasa, namun secara penulisan huruf atau aksara Rejang, tidak ada beda. Dan itu dinamakan Surat Ulu. Pernyataan ini dibukukan oleh salah seorang Antropolog dari Universitas Hull, Inggris. Dalam bukunya yang diterbitkan 1926 berjudul , “Folk Literature of South Sumatera Redjang Ka Ga Nga Texts”.

    Sehingga dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kepahiang juga memiliki aksara Ka Ga Nga Kepahiang. Dan aksara Ka Ga Nga Rejang Kepahiang ini juga telah memenuhi beberapa kriteria. Diantaranya, aksara Ka Ga Nga memiliki nilai sejarah yang perlu dilestarikan. Aksara Ka Ga Nga mengandung kekhasan daerah yang usianya kurang lebih 50 tahun.

    Aksara Ka Ga Nga juga mewakili masa gaya yang sudah lebih dari 50 tahun. Serta termasuk jenis budaya yang langka. Kemudian, aksara Ka Ga Nga lebih bersifat kedaerahan karena tidak semua masyarakat memiliki atau menguasai aksara tersebut. Aksara Ka Ga Nga memiliki arti khusus bagi sejarah ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Yang mana nilai budaya tersebut sebagai penguat kepribadian masyarakat di daerah itu.

    Dari kriteria-kriteria di atas, bahwa aksara Ka Ga Nga dinilai telah memenuhi kriteria persyaratan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, khususnya Cagar Budaya Tak Benda (WBTB).

    “Guna melindungi dan melestarikannya, baiknya Pemkab Kepahiang sudah seyogyanya menetapkan aksara Ka Ga Nga Kepahiang dan Batik Diwo menjadi Cagar Budaya Tak Benda. Ini supaya bisa menjadi warisan kebudayaan kepada generasi penerus”, harap Ice.

     

    Alasan Batik Diwo Berevolusi Dari Batik Besurek

    Sebagaimana diketahui, bahwa pada Batik Besurek, motif-motif yang digunakan adalah motif Kaligrafi Arab. Kaligrafi sendiri dalam arti sederhananya adalah menulis (dengan) indah. Batik Besurek, batik bersurat ditulis dengan kaligrafi yang konon mulai diciptakan pada 1985, sebagai upaya meneruskan warisan sejarah budaya kain bersurat yang pada abad XIII yang digunakan oleh para raja-raja di Sumatera sebagai penutup al-qur’an.

    Sehingga pada zaman raja dahulu, kesan dari Batik Besurek ini hanya dikenakan oleh kaum atau golongan tertentu yang tentunya golongan orang-orang dari kasta/tingkat teratas. Hal itu cukup dimaklumi mengingat motif kaligrafi pada kain bersurat waktu itu mengibaratkan sebuah ayat-ayat al-quran yang pemakaian dan penempatan dari kain tersebut tidak bisa sembarangan peruntukkannya karena memiliki nilai sakral.

     

    Upaya Pelestarian Batik Diwo

    Sejak hadirnya Batik Diwo, upaya pelestarian batik khas Kepahiang ini dengan cara dibuatkan seragam resmi untuk para pegawai pemerintahan Kepahiang. Termasuk juga seragam sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMA/SMK sederajat.

    Sebagai pendesain, Mariaty juga memproduksi Batik Diwo. Kreativitas dalam mendesain Batik Diwo, Mariaty berpegang kuat pada konsep dasar kearifan lokal Kepahiang. Dalam hal ini memunculkan motif kombinasinya yakni motif potensi alam Kepahiang.

    “Saya banyak bermain motif di hasil pertanian dan perkebunan Kepahiang, seperti kopi, lada, padi dan sengon. Selain itu, saya juga padukan motif Bunga Kibut (Amorpophallus). Karena setahu saya bunga langka ini merupakan bunga khas dari tanah Rejang khususnya Kepahiang”, tutur Ice sapaan akrabnya.

    Warna dasar tekstil yang bervariasi, membuat Mariaty tertantang dalam memadukan warna motif Ka Ga Nga dan motif kombinasinya. Karena dari hasil kreasinya, satu motif tak hanya dituangkan dalam satu warna dasar tekstil.

    “Untuk desain Batik Diwo ini, sudah saya patenkan hak ciptanya. Tapi untuk hak paten dari Batik Diwo itu sendiri, itu kewenangan Pemkab Kepahiang yang mematenkannya ke kementeian terkait”, sambungnya.

     

    Akankah Batik Diwo Jadi Kenangan?

    Sekitar 2 tahun ini Batik Diwo jarang ditemukan di pasaran lokal khususnya di Kepahiang. Muncul pertanyaan apakah Pebatiknya sudah tidak produksi lagi atau ada indikasi lain ? Dalam perbincangan khusus RedAksiBengkulu.co.id dengan Mariaty, ia pun tidak menampiknya. Selaku salah satu pelaku batik, ia sendiri mengaku bingung.

    Dijelaskannya, sejak munculnya Batik Diwo, Pemkab Kepahiang ketika itu membuat kebijakan di lingkungan pendidikan bahwa setiap pelajar diwajibkan mengenakan seragam Batik Diwo. Termasuk kebijakan untuk para pegawai pemerintahan khususnya di jajaran Pemkab Kepahiang. Namun beberapa tahun belakangan ini, Batik Diwo sepertinya ‘meredup’.

    “Karena jujur saja, dulu setiap tahun saya sering menerima order seragam batik dari sekolah-sekolah. Tapi 2 tahun belakangan ini sudah tidak lagi. Saya sendiri tidak tahu, mungkin digarap oleh pelaku batik lainnya atau bisa jadi tidak ada lagi”, papar Mariaty.

    Jika seandainya seragam sekolah Batik Diwo ini sudah tidak dikenakan lagi di kalangan pelajar Kepahiang dan pegawai pemerintahan, Mariaty pun sangat menyayangkannya. Mengingat Batik Diwo merupakan ciri khas Kepahiang yang harus dilestarikan. Dan ini, lanjut Mariaty, terlepas dari statusnya sebagai pelaku batik di Kepahiang.

    “Terus terang saya sedih kalau Batik Diwo ini tak lagi dipakai masyarakat Kepahiang. Karena saya sendiri yang bukan berdarah Rejang, apalagi Kepahiang, saya tunjukkan kepedulian saya untuk Kepahiang”, tuturnya.

    Pun demikian, Mariaty selalu berharap kepada masyarakat dan Pemkab Kepahiang agar Batik Diwo terus eksis. Khususnya Pemkab Kepahiang diharap mematenkan Batik Diwo itu ke pemerintah pusat sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Dalam regulasi itu sudah tertuang jelas dalam pasal 3, pasa 31 dan pasal 41.

    “Batik itu kuat. Batik itu sudah mendunia bukan sebatas lokal semata. Dan satu hal, bangsa luar begitu hormat dan sangat menghargai batik-batik karya anak bangsa di Indonesia ini. Bahkan mereka bangga mengenakan batik Indonesia. Dan Kepahiang belum terlambat untuk membatik”, tutup Mariaty.

     

    Berikut beberapa desain Batik Diwo karya Mariaty Wijaya ;

    Laporan : Aji Asmuni

    Comments

    comments

    • LABEL
    • Batik Diwo
    • Batik Kepahiang

    Facebook

    Twitter

    WhatsApp

    LINE

      Berita sebelumyaRektor Unras Imron Rosyadi Hadiri Undangan Pertemuan Rektor Se-Indonesia
      Berita berikutnyaSssttt…. Ada Oknum Kades Di Kepahiang Digerebek Di Desa Perbo Curup Utara
      RedAksiBengkulu.co.id

      LEAVE A REPLY Batal balasan

      Please enter your comment!

      Please enter your name here

      You have entered an incorrect email address!
      Please enter your email address here


      This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

      Berita Terbaru

      • Ini Data Pemilih Disabilitas Se Kabupaten Rejang Lebong
        Oktober 6, 2018
      • 133 Petani di Bengkulu dapat Rp 7,3 Miliar dari Program Perhutanan Sosial
        Oktober 6, 2018
      • Dinas Pendidikan Pengadaan Seragam SD–SMP, Tapi Cuma Diberikan Bahan Dasar
        Oktober 6, 2018
      • #2019danseterusnya Masih Mau Lihat Gajah Sumatra ? Pemerintah Harus Lakukan Ini
        Oktober 5, 2018
      • KPK Eksekusi Mantan Gubernur Bengkulu dan Istri ke Lapas Bengkulu
        Oktober 4, 2018
      • Satu-satunya Yang Mewakili Sumatra di Daerah Bencana Gempa NTB
        Oktober 1, 2018
      • PERHATIAN !!! Khusus Caleg Rejang Lebong, Pahami Aturan Jalur Hijau Ini
        September 29, 2018
      • Hampir 1 Periode DPRD Rejang Lebong Tidak Hasilkan Perda Inisiatif
        September 27, 2018
      • Sosialisasi Keanekaragaman Hayati TNKS Kepada Siswa SPN Bukit Kaba
        September 25, 2018

      Berita Terpopuler

      • Ditilang, Perhatikan Kode BRIVA dan Mintalah Bukti Lembar Warna Biru. Jika Tidak Akan Seperti Ini…
        934 views | posted on Juni 5, 2017
      • Satu-satunya Yang Mewakili Sumatra di Daerah Bencana Gempa NTB
        223 views | posted on Oktober 1, 2018
      • KPK Eksekusi Mantan Gubernur Bengkulu dan Istri ke Lapas Bengkulu
        165 views | posted on Oktober 4, 2018
      • Dari Kardus Bekas, Guru SD Ini Menerima Penghargaan Tingkat Nasional
        130 views | posted on September 19, 2017
      • Sudah Tahu Alat Peraga Pembelajaran Matematika Abad 21 ? Inilah Alat Itu…
        129 views | posted on Oktober 14, 2017
      • CEK ! Daftar Calon Tetap (DCT) Bacaleg DPRD Rejang Lebong
        84 views | posted on September 20, 2018
      • Dinas Pendidikan Pengadaan Seragam SD–SMP, Tapi Cuma Diberikan Bahan Dasar
        77 views | posted on Oktober 6, 2018
      • PERHATIAN !! Ini Aturan Baru Jika Ingin Mendaki TWA Bukit Kaba di Rejang Lebong – Bengkulu
        72 views | posted on Januari 5, 2018
      • Hari Batik Nasional
        Perkenalkan, Batik Diwo Asal Kepahiang. Tapi Sayang …..

        72 views | posted on Oktober 2, 2017
      • Ada 5 Desa di Kepahiang Berstatus Desa Sangat Tertinggal. Desa Andakah Salah Satunya ?
        70 views | posted on Desember 20, 2017

      Nama Universitas Indonesia

      1. Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah
      2. Universitas Negeri Teuku Umar
      3. Universitas Jakarta
      4. Universitas Stikes Kendedes Malang
      5. Universitas Jayabaya
      6. United Nations Institute For Training anda Research
      7. Universitas Tarumanagara
      8. Universtas Unikan Kampus Bisnis
      9. Universitas Unsriah Islamic Campus

      Nama Universitas Indonesia

      1. Universitas Kampus Swasta Islami
      2. Universitas Agama Sultan Abdurrahman
      3. Universitas Samudra
      4. Universitas United Nations University
      5. Universitas Politeknik Daerah
      6. Universitas Suryakancana
      7. Universitas Daerad Adam Malik
      8. Universitas Teknologi Sumatera
      9. Universitas Pupuk Organik
      10. Universitas Samudra Salam

      Nama Universitas Indonesia

      1. Universitas Madura Siddiq
      2. Universitas Garuda
      3. Universitas Negeri Surabaya
      4. Universitas Komputer Indonesia
      5. Universitas Teknologi Jambi
      6. Universitas Pamulang
      7. Universitas Surabaya
      8. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
      9. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
      10. Institut Teknologi Sains Bandung

      Nama Universitas Indonesia

      1. Universitas Megoi Pak Tulang Bawang
      2. Universitas Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara
      3. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Amanat Akademisi Surakarta
      4. Sekolah Tinggi Jurnal Institus Agama Islam Negeri Palopo
      5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
      6. Sekolah Tinggi Agama Kirsten Protestan Negeri Ambon
      7. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jawa Timur
      8. Sekolah Tinggi Agama Islam Ma'arif Jambi
      9. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci
      10. Sekolah Tinggi Agama Islam Kuala Kapuas

      Nama Universitas Indonesia

      1. Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran
      2. Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan
      3. Sekolah Tinggi Ilmu Komputer
      4. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Graha Karya Muara Bulian
      5. Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer
      6. Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
      7. Universitas Persada Indonesia Y.A.I
      8. Universitas Politeknik Komputer Niaga LPKIA
      9. Universitas Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
      10. Universitas Islam Kadiri

      Nama Universitas Indonesia

      1. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Muhammadiyah Sinjai
      2. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Amlapura
      3. Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Furqan
      4. Universitas Al Asyariah Mandar
      5. Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya
      6. Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia
      7. Sekolah Tinggi Manajement Pranata Indonesia
      8. Universitas Muhammadiyah Surabaya
      9. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
      10. Universitas Balikpapan

      Nama Universitas Indonesia

      1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indragiri
      2. Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau
      3. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Denpasar
      4. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungkarang
      5. Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah
      6. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan Pendidikan Makassar
      7. Universitas Islam Attahiriyah
      8. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa
      9. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

      Nama Universitas Indonesia

      1. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Mbojo Bima
      2. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Pontianak
      3. Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Purwokerto
      4. STKIP Pembangunan Indonesia Makassar
      5. Jurnal mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya
      6. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangka Raya
      7. Universitas Widya Gama Malang
      8. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar
      9. Universitas Bina Insani
      10. Universitas Sejahtera

      Nama Universitas Indonesia

      1. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Multicom
      2. Sekolah Tinggi Pesantren Darunna'im Rangkasbitung
      3. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus
      4. Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Falah
      5. Sekolah Tinggi Agama Islam Raudhatul Ulum
      6. Akademi Kebidanan Sentral Padang Sidempuan
      7. Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
      8. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Institut Teknologi dan Bisnis
      9. Portal Jurnal Elektronik Daring Universitas Negeri Surabaya
      10. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dharmaputra Semarang
      Jaringan Media
      • lahatsatu.com
      • chapnews.id
      • suaramedia.id
      • internationalmedia.co.id
      • redaksibengkulu.co.id
      • jp-news.id
      • agroplus.co.id
      • eranusantara.co
      • bolasepak.co.id
      • bolapedia.co.id
      • cianews.co.id
      • Jabarpos.id
      • bingkaiwarta.com
      • berita-rakyat.co.id
      • fixmakassar.com
      • infopali.co.id
      • 55tv.co.id
      • faktual.news
      • mediaseruni.co.id
      • zonamerahnews.com
      • kabartifa.id
      • haluannews.id
      • thescreescore.com
      • hustlerwords.com
      • lenterapos.com
      • looksports.media
      • porosinformasi.co.id
      • sportszam.com
      • politicanews.id
      • deteksinews.co.id
      • esportivonews.com
      • morninroutine.com
      • diyetekno.com
      • faseberita.id
      • pamartanusantara.co.id
      • gangberita.com
      • bangkaterkini.id
      • malutpost.id

      © Collabmedia.net 2025. Collab Media Network.

      Network

      Banten Bandung Jakarta Medan Palembang Kalimatan
      Lombok Tangerang Bekasi Surabaya NTB
      ×

      Latest Post

      Pemerintah

      Dana Rp 200 Triliun: Inflasi Aman?

      September 10, 2025

      Dana Rp 200 Triliun:  Inflasi Aman?
      Trump Ancam China-India! Perang Dagang Baru?

      Pemerintah

      Trump Ancam China-India! Perang Dagang Baru?

      September 10, 2025

      Dana Daerah Aman! Pemerintah Janji Tak Lagi Potong Anggaran

      Pemerintah

      Dana Daerah Aman! Pemerintah Janji Tak Lagi Potong Anggaran

      September 10, 2025

      Mungkinkah Purbaya Yudhi Sadewa Gantikan Sri Mulyani?

      Pemerintah

      Mungkinkah Purbaya Yudhi Sadewa Gantikan Sri Mulyani?

      September 10, 2025

      Indonesia Tambah 6 KEK Baru!  Investasi Triliunan Rupiah Mengalir!

      Pemerintah

      Indonesia Tambah 6 KEK Baru! Investasi Triliunan Rupiah Mengalir!

      September 10, 2025